Jumat, 25 April 2014

8 Kelas Bahan Pakan untuk Ternak

BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM


BAHAN PAKAN
1. Kelas 1 : Hijauan Kering
a. Jerami Kacang Tanah
Potensinya untuk mengatasi kekurangan pakan terutama di musim kering, sebagai pakan alternatif yang lebih murah serta mudah didapat akan tetapi masih mengandung nutrien. Jerami kacang tanah merupakan sisa pemanenan kacang tanah yang terdiri dari batang dan daun. Jerami atau tangkai tanaman yang kering dari tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) memiliki nilai gizi lebih tinggi daripada jerami lainnya. Kandungan nutrisinya jerami kacang tanah Bahan Kering (BK) sebanyak 35 %, PK sebanyak 15,1 %, SK sebanyak 22,7 %, TDN sebanyak 65 %, Ca sebanyak 1,51 % dan P sebanyak 0,20 %.

b. Sekam Padi
Potensi kulit gabah atau sekam dapat digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain bahan energi alternaatif, bahan baku industri kimia dan bahan pakan ternak. Kulit gabah adalah lapisan keras yang meliputi kariopsis, terdiridari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Kulit gabah yang dihasilkan oleh penggilingan padi yang disebut sekam. 

Karakteristik yang di miliki sekam padi adalah sangat ringan (Berat Jenis = 0,2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi (banyak pori). Dan fungsi sekam padi antara lain adalah, dapat menahan air berkapasitas tinggi, dan berwarna coklat kehitaman sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif, serta mempunyai kandungan unsur kimia yang dapat mengurangi pengaruh penyakit, khususnya bakteri . Komposisi kimia kulit gabah adalah berat kering 92%, protein kasar 3,0%, lemak kasar 3,0%, abu 19,0%, serat kasar 39,6%, dinding sel 76,0%, selulosa 30,0%, lignin 15,0% dan ADF 66,0%.


c. Kulit Buah Coklat Kering

Potensi dari kulit buah coklat kering yaitu mengandung bahan berserat dan dapat dijadikan alternatif bahan pakan saat musim kering. Kulit buah coklat kering merupakan kulit bagian luar yang menyelubungi biji coklat dengan tekstur yang kasar, tebal dan keras. Kandungan nutrisi dari kulit buah coklat adalah berat kering 91,33%, abu 14,80%, protein 9,71%, lemak 0,90%, serat kasar 40,03%, BETN 34,26% dan TDN 46,0%.

2. Kelas 2 : Pastura atau Hijauan

a. Rumput Pangola (Digitaria Decumbes)
Potensi sebagai alternatif hijauan pakan dan serat kasarnya cukup tinggi Bahan pakan hijauan ini mempunyai fungsi sebagai sumber karbohidrat, vitamin-vitamin dan protein. Merupakan tanaman tahunan yang berkembang dengan stolon membentuk hamparan yang tidak rapat dengan ketinggian 60-120 cm. Bentuk daun tanaman ini memanjang dan kecil berwarna hijau cerah serta tekstur yang licin. Kandungan nutrisi dari rumput pangola adalah bahan kering adalah 18%, abu 11.5%, lemak kasar 3.3%, serat kasar 31.9%, BETN 42.3 %. PK 11.0%, Ca 0.33%, P 0.17%.


b. Turi (Sesbania grandiflora)

Potensi turi mengingat kebutuhan akan hijauan pada musim kemarau cukup serius, maka peranan tanaman turi untuk mengisi kekurangan kebutuhan pakan. Turi merupakan pohon yang berkayu lunak dan berumur pendek. Tingginya dapat mencapai 5-12 m. Akarnya berbintil-bintil yang gunanya untuk menyuburkan tanah. Bunganya besar dan apabila mekar, berbentuk seperti kupu-kupu. Warna bunganya ada yang merah dan ada juga yang putih namun ada juga yang berwarna gabungan kedua-duanya. Kandungan nutrisi daun turi yang berbunga putih adalah 40,62 % protein, 5,66 % lemak, 33,38 % BETN, 10,67 % serat kasar dan 11,20 % abu.

c. Daun Nangka (Artocarpus Heteropyllus)

Potensi daun nangka dapat ditemukan disekitar pemukiman rakyat, dapat tumbuh dimusim kemarau maupun hujan. Pohon nangka umumnya berukuran sedang, sampai sekitar 20 m tingginya, walaupun ada yang mencapai 30 meter. Batang bulat silindris, sampai berdiameter sekitar 1 meter. Daun-daun nangka merupakan pakan ternak yang disukai kambing, domba maupun sapi. Daun tunggal, tersebar, bertangkai 1-4 cm. Kandungan nutrient yang terdapat pada nangka adalah BK adalah 16%, abu 25% LK 4.4% BETN 20% SK 38%, PK 12.52%.

3. Kelas 3 : Sumber Energi

a. Onggok

Potensi onggok menjadi pakan ternak yang mempunyai nilai gizi tinggi serta onggok masih memiliki kandungan karbohidrat sebagai sumber energi, protein, lemak, dan air yang tinggi. Onggok merupakan produk samping pengolahan ubi kayu menjadi tapioka. Onggok memiliki bentuk butiran, warna cokelat, tidak berbau, rasa hambar, serta memiliki zat antinutrisi berupa mimosin. Onggok merupakan hasil samping dari pembuatan tapioka ubi kayu yang berwarna putih sehingga kandungan proteinnya rendah yaitu kurang dari 5%. Kandungan nutrisinya berupa 18% air; 0,8% PK; 76% BETN; 2,2% SK; 0,2% L; 2,5% abu.

b. Tepung Gaplek

Potensi gaplek memanfaatkan ketersediaan singkong yang cukup banyak di Indonesia ini. Bentuk serbuk dengan tekstur halus dan berwarna putih, berfungsi sebagai penghasil energi. Gaplek adalah hasil awetan ubi kayu dengan pengeringan yaitu dengan dikupas, dan dipotong-potong kemudian dikeringkan denngan sinar matahari. Gaplek terdiri dari 13 5 air, 2,6% protein, 18,4% BETN, 3,6% serat kasar, 1% lemak, 1,4% abu, 2,1% protein tercerna.

c. Jantung Pisang
Potensi dari jantung pisang ditinjau dari jumlahnya bahwa jantung pisang cukup potensial dijadikan sebagai bahan pakan, dimana Indonesia memproduksi sekitar 50% dari produksi pisang di Asia. Jantung pisang adalah limbah dari perkebunan pisang, yang merupakan kumpulan dari jari-jari bunga pisang yang membuka dan berkumpul pada satu tangkai bunga. Bunga pisang disebut dengan jantung pisang karena bentuknya menyerupai jantung. Kandungan nutrisinya bahan kering 88,11%, protein kasar 6,49%, lemak kasar 3,7%, serat kasar 17,71%, abu 13,76% dan GE 4166 Kkal/kg.

Gambar Jantung Pisang
4. Kelas 4 : Sumber Protein

a. Biji Kacang Hijau
Potensi biji kacang hijau yaitu memiliki kandungan sumber protein nabati yang tinggi. Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae). Kandungan yang ada pada kacang hijau antara lain: kandungan energinya 2220 kkal/kg, kandungan protein 21,30%, kandungan serat kasar 4,50%, lemak 0,90%, kandungan Ca 0,10%.
b. Tepung Ikan

Potensi tepung ikan adalah sebagai bahan campuran pakan ternak unggas dan berfungsi sebagai sumber protein. Tepung ikan merupakan ikan utuh dan potongannya atau keduanya yang digiling dan dikeringkan dengan atau tanpa ekstraksi sebagian minyak ikan. Kandungan protein kasarnya mencapai 60%. Tepung ikan adalah produk padat yang dihasilkan dengan jalan mengeluarkan sebagian air dan sebagian lemak atau seluruhnya dalam ikan atau sisa ikan. Tepung ikan mengandung protein, mineral, dan vitamin B, tepung ikan yang berkualitas tinggi mengandung air 6 -10%, lemak 5 -12%, protein 60 -75%, dan abu 10 -20%.

c. Ampas Kecap
Potensi ampas kecap cukup disukai oleh ternak, ampas kecap berasal dari kedelai dan oleh karena itu anti nutrisi yang terdapat pada ampas kecap adalah sama dengan kedelai hanya konsentrasinya lebih sedikit karena telah menganlami pengolahan. Selain itu uji organoleptik seperti tekstur, rasa, warna dan bau dapat dipakai untuk mengetahui kualitas ampas kecap yang baik. Ampas kecap masih mempunyai nilai gizi yang baik. Ampas kecap mempunyai kandungan protein berkisar antara 21-34% tergantung pada proses pengolahan dan kualitas bahan baku yang diguanakan. Kandungan nutrisi ampas kecap bahan kering 85%, protein kasar 36,381%, lemak kasar 17,257%, serat kasar 17,816%, TDN 89,553%.

5. Kelas 5 : Sumber Mineral
a. Tepung Kulit Telur 
Potensi tepung kulit telur sebagai alternatif bahan pangan yang mengandung sumber mineral. Kulit telur diolah untuk dijadikan tepung kulit telur dengan cara dikeringkan kemudian digiling hungga halus. Kandungan nutrisi tepung kulit telur protein kasar 7,6%, abu 91,1%, kalsium 36,4%, fosfor 0,21%, Mg 0,4%, K 0,1%, Fe 0,002%, dan S 0,090%.
b. Garam mineral
Potensi dari garam mineral sebagai salah satu sumber mineral bagi ternak. Garam dapur banyak mengandung NaCl. Garam dapur adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin. Kandungan garam dapur yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida (NaCl) yang dihasilkan oleh air laut.
c. Tepung Kulit Kerang
Potensi tepung kulit kerang seperti halnya tepung tulang juga sangat potensial dalam proses pertumbuhan dan berproduksi. Tepung kerang ini digunakan sebagai unsur pencampuran di dalam ransum karena kandungan Ca dan P cukup tinggi. Tepung kerang diperoleh dari kulit kerang yang dihaluskan menjadi tepung. Bahan baku pakan berupa tepung kerang diperoleh dengan cara menggiling kerang dari berbagai ukuran besar dan kecil. Kandungan nutrisinya bahan kering 100%, Ca 38%, P 0,07%, Cl 0,01%, Mg 0,3%, K 0,10%, Na 0,21% dan Fe 0,28%.


Referensi :
Hartadi, (1997). Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. Yongyakarta : Gadjah Mada University Press
Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. PT. Penebar swadaya. Jakarta.
Tillman, A.D. dan Hartadi. H. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Yatno, N. Ramli, P. Hardjosworo, A. Setiyono, dan T. Purwadaria. 2008. Sifat kimia dan nilai biologi konsentrat protein bungkil inti sawit hasil ekstraksi kombinasi fisik-kimiawi. Media Petern. 31: 178-185.

MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS “Ayam Buras Petelur”



PENDAHULUAN


A. LatarBelakang
Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak maupun masyarakat umum sebagai usaha untuk pemanfaatan pekarangan, pemenuhan gizi keluarga serta meningkatkan pendapatan.

Ayam buras atau ayam kampung, merupakan salah satu sumber daya pertanian yang telah lama kita miliki. Hampir disetiap desa di seluruh Indonesia, penduduknya telah mengenal ayam buras. Mulai dari Petani yang kaya hingga petani kecil dengan cara pemeliharaan yang berbeda-beda. Faktor yang terpenting pada usaha pemeliharaan ayam burasa adalah pakan. Hampir 60-80% dari komponen produksi untuk pengadaanpakan. Biaya pakan ini bisa kita tekan dengan cara menggunakan bahan pakan yang sederhana namun mempunyai nilai gizi sama/lebih dengan pakan ternak yang telah ada sebelumnya. Salah satu upaya kearahini adalah dengan menyusun sendiri ransum pakan ternak dengan menggunakan bahan yang ada disekitar kita.

Dikarenakan dengan pemeliharaan system tradisional, produksi telur ayam buras sangat rendah, ± 60 butir/tahun/ekor. Berat badan pejantan tak lebih dari 1,9 kg dan betina ± 1,2 ~ 1,5 kg, maka perlu diintensifkan. Pemeliharaan yang intensif pada ayam buras, dapat meningkatkan produksi telur dan daging, dapat mencegah wabah penyakit dan memudahkan tata laksana.

Sistem pemeliharaan ayam buras meliputi: bibit, pemeliharaan, perkandangan, pakan dan pencegahan penyakit. Faktor yang terpenting pada usaha pemeliharaan ayam buras adalah pakan. Oleh karena itu untuk melihat seberapa jauh pengaruh pakan terhadap produkktifitas ayam buras perlu dilakukan kaji terap.

Kaji- terap adalah metode penyuluhan pertanian untuk meningkatkan kemampuan petani nelayan dalam memilih paket teknologi usaha tani yang telah direkomendasikan sebelum didemonstrasikan dan atau dianjurkan, yang pelaksaannya dilakukan oleh kontak tani-nelayan di lahan usaha tani-nelayannya dengan bimbingan penyuluh pertanian.

Untuk lebih lengkapnya dari makalah ini klik disini , terimakasihh :)

Kamis, 24 April 2014

Tentang Penulis




Assalamualaikum...
Terima Kasih sudah mengunjungi Blog ku ini,
kenalin, namaku Dina Noviana
sekarang lagi studi di Universitas Sebelas Maret Surakarta, tentunya jurusan peternakan dong.
Kalau tempat asal si dari Kabupaten Batang, jadi anak rantau disini.
emm, kalau ditanya "apa sih yang jadi alasan kamu masuk peternakan?"
jawabannya simple, "takdir yang membawaku kesini, hahaha"
dulu tuh gak pernah mikir yang namanya kuliah peternakan, soalnya dulu selalu pingin masuk teknik kimia kalau gak ya IT.
pokoknya gak pernah ngebayangin sama sekali deh bisa nyangkut dipeternakan, tapi makin kesini, aku makin cinta sama peternakan.
bisa kenal sapi, kambing, domba, kelinci, kuda, kerbau dan masih banyak yang lain.
so, gimana pendapat kalian tentang peternakan?